Hargailah Makananmu , Karena Ada Perjalanan Panjang dalam Sepiring Makan Kita -->

Hargailah Makananmu , Karena Ada Perjalanan Panjang dalam Sepiring Makan Kita

Hargailah Makananmu
Cukup dia menyia-nyiakanmu, tapi jangan makananmu, sayang.
Sewaktu kecil saya termasuk orang yang familiar dengan wejangan seperti ini: "Ayo habisin nasinya, nanti kalo nggak nasinya nangis." atau "...kalo nggak ayamnya mati." Meski saya tidak memelihara ayam di rumah.

Dulu saya tidak jarang menyisakan makanan. Susah sekali untuk makan.

Saya tahu itu perumpamaan yang berlebihan, karena nasi tidak akan mengeluarkan air mata. Ayam juga tidak akan langsung mati ketika saya (yang tidak punya ayam, oh ya saya ingat nenek memilikinya di kampung halaman saya) tidak menghabiskan nasi. Maknanya tidak sesederhana dan senyata itu.

Pengandaian tersebut adalah sebuah bentuk untuk menghargai apa yang kita makan. Bahwa dalam sepiring nasi -dan juga makanan di atas piring kita- sudah menempuh perjalanan panjang dan menghabiskan banyak waktu yang sering kita tidak sadari.

Ada perjuangan pahlawan pangan, seperti para petani salah satunya.

Petani yang menghabiskan waktu dan tenaganya selama hampir tiga sampai empat bulan, dari tanam sampai panen padi.

Belum lagi ditambah waktu hitung saat menjadikan padi ke gabah, gabah ke beras.

Perjalanan itu belum selesai, jika beras harus mampir ke gudang atau distributor lalu barulah kita beli. Tambah lagi waktunya ketika kita simpan, sebelum akhirnya kita masak dan sampai di atas piring makan. Di hadapan kita.

Kita yang tidak pernah tahu kapan pastinya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sebutir nasi, tapi kita hanya butuh seperkian menit untuk menikmatinya.

Itu baru contoh satu pangan bernama nasi. Bagaimana dengan nelayan yang juga turut kita nikmati hasil tangkapannya dan pahlawan penjaga pangan lainnya ?

Refleksi Hari Pangan Sedunia

Sejak tahun 1981 tanggal 16 Oktober menjadi salah satu tanggal penting di seluruh dunia.

Tanggal yang ditetapkan sebagai Hari Pangan Sedunia yang diselenggarakan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tanggal yang sama dengan berdirinya organisasi tersebut di tahun 1945.

Setiap tahunnya, Hari Pangan Sedunia mengangkat tema yang berbeda. Di tahun ini, tema yang diambil adalah "Grow, Nourish, Sustain, Together." (Tumbuh, Memelihara, Mempertahankan, Bersama).

Tidak seperti tahun sebelumnya, di Hari Pangan kali ini kita peringati di situasi yang sulit. Di mana kita masih menghadapi di tengah pandemi yang menjadikan kesadaran kita terhadap sektor pangan menjadi lebih tinggi.

Pangan telah menjadi bahan makanan pokok yang tidak bisa dilewatkan karena mendukung keberlangsungan kehidupan kita sedari dulu.

Apalagi sejak adanya pandemi korona yang bisa menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan dan gizi tak hanya di Indonesia, tetapi juga di penjuru dunia. Ancaman yang sangat memungkinkan menambah angka kelaparan dan malnutrisi.

Ya, seperti sebuah efek domino. Pandemi ini melahirkan masalah ke masalah yang lain. Seperti kehilangan pekerjaan akibat pandemi -- pendapatan berkurang -- daya beli menurun -- kesulitan mengakses pangan yang akhirnya bisa menimbulkan kelaparan dan masalah gizi.

Padahal di sisi lain, situasi pandemi ini menuntut kita untuk memenuhi pangan yang tidak hanya semata-mata mengenyangkan perut. Akan tetapi juga memilih pangan yang bergizi untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan virus korona.

Jadi siapa yang harus dimintai pertanggungjawaban atas masalah ini?

Pemerintah jelas punya peran. Dalam sektor pangan, pemerintah harus memastikan ketersedian pangan untuk seluruh warganya, mengontrol harga pangan agar tetap stabil, dan memberikan jaminan bantuan bagi masyarakat terdampak terutama bagi yang kurang mampu.

Akan tetapi bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah semata. Masing-masing kita punya peran.

Kita semua sama-sama terdampak pandemi, untuk itulah kita harus sama-sama mengatasi.

Dimulai dari yang ada di sekitar rumah, misalnya. Jika ada rezeki, kita bisa berbagi kepada tetangga atau orang yang sekiranya membutuhkan atau dengan kita yang membeli pangan tidak berlebihan, karena semua membutuhkannya.

Jangan lupa bersyukur atas apa yang kita miliki hari ini, seperti saat kita masih bisa makan. Jangan lupa habiskan, ya.

Anda mungkin menyukai postingan ini

Dapatkan Update dari CITOGOK di Google News Dengan klik LINK/GAMBAR DIBAWAH INI dan jangan lupa follow
Image
  1. Untuk menyisipkan sebuah kode gunakan <i rel="pre">code_here</i>
  2. Untuk menyisipkan sebuah quote gunakan <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image">url_image_here</i>

DMCA.com Protection Status

Page Load Time...

Nih buat jajan