50+ Quotes Najwa Shihab Yang Menginspirasi
Nana memang memiliki latar belakang keluarga yang sangat religius. Beberapa kali ia juga sempat membuat konten agama bersama dengan sang ayah di akun Youtube miliknya, Narasi TV.
Sedangkan latar belakang pendidikan Najwa Shihab ialah mahasiswa jurusan Ilmu Hukum. Tak tanggung-tanggung, ia lulus pada tahun 2000 dari salah satu universitas terkemuka di negara kita, yaitu UI (Universitas Indonesia).
Ia adalah salah satu jurnalis ternama di Indonesia yang memiliki sifat kritis, cerdas, dan lugas. Wanita berumur 42 tahun ini adalah seorang kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 16 September 1977.
Ada banyak penghargaan yang ia dapat mulai dari Presenter Berita Terbaik hingga ditunjuk sebagai Duta Baca Indonesia. Segala prestasi yang dimiliki Najwa Shihab membuatnya jadi sosok yang berpengaruh.
Tak hanya penghargaan dalam negeri, tahun 2013 silam di Singapura, Najwa Shihab juga berhasil masuk nominasi 5 besar dalam ajang bergengsi di Tingkat Asia , yaitu Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow Presenter.
Najwa juga pernah mengenyam ilmunya di bidang hukum media di Australia pada tahun 2008, sebagai peraih Full Scholarship for Australian Leadership Awards.
Quotes Inspiratif Najwa Shihab
Untuk mengetahui beberapa kutipan bijak Najwa Shihab. Simak quotes inspiratif Najwa Shihab di bawah ini :“Dalam kondisi darurat korupsi, pejabat negara tetap mencuri silih berganti. Sebanyak koruptor masuk penjara, sebanyak itu pula regenerasinya menggarong negara.”
“Usia muda adalah modal agar tangan terus terkepal, untuk arungi medan politik yang terjal.”
“Kebenaran & kepastian mengapung, di antara uang & kuasa yang mengepung.”
“Berbicara politik sebagai debat kebijakan, bukan kasak-kusuk elit berebut kekuasaan.”
“Aroma rempah yang mengundang kolonialisme, derita panjang yang berujung nasionalisme.”
“Berani muncul melawan arus, mendobrak kepalsuan yang terlanjur serius.”
“Berpolitik jadi sebuah pilihan yang mesti dipertimbangkan, bagi siapapun yang menghendaki perubahan. Karena perubahan tak datang tiba-tiba, hanya berkat doa di tengah malam buta.”
“Bagaimana anak muda bisa diam ketika aparat justru miskin teladan.”
“Apa karena hidup orang kecil patut menderita, dan orang miskin pantas terhina? Sebagai tumbal mereka tersisa jadi catatan kaki.”
“Wajah penjara cermin hukum negara, sungguh-sungguh atau pura-pura.”
“Di pundak pemimpin yang bebas korupsi, di situlah masa depan negeri.”
“Keadilan jadi barang sukar, ketika hukum hanya tegak pada yang bayar.”
“Ambisi politik tentu wajar saja, selama pandai menginsyafi batasan etika.”
“Timur adalah kita yang terjaga lebih dulu, timur adalah Indonesia yang tak sabar menunggu.”
“Dalam pengabdian memberi rasa aman, polisi menabung risiko kematian.”
“Jakarta kota yang tunduk selera pribadi, menawarkan mimpi dan ilusi.”
“Banyak kasus terpendam, berakhir pada si kambing hitam. Sedang para pelaku utama, tetap nyaman di singgasana.”
“Pejabat publik tutup mata, uang haram tak lagi berdosa. Sekeras itu hukum dibuat, sepandai itu pula praktek muslihat.”
“Berbuat untuk sebuah harapan, yang tidak lagi dikeluhkan tetapi diperjuangkan.”
“Nyawa manusia bukan tragedi tontotan dan statistik belaka, ya, lebih baik tidak berangkat terbang daripada tidak pernah tiba.”
“Kaum mapan adalah musuh utama, bagi pemimpin untuk mengubah kota.”
“Karena nasionalisme bukan slogan mati, tapi pengorbanan kolektif membela visi.”
“Sejarah akan menghitamkan mereka yang layak dijatuhkan, sejarah akan meninggikan mereka yang memang layak dimuliakan.”
“Saat kekuasaan mulai berkoalisi, masih adakah kehendak rakyat & ideologi dihargai. “
“Memperbaiki martabat anggota dewan memang butuh seluruh rakyat dan segenap tekad kuat.”
“Sekolah perlu terus membuka diri pada perubahan, guru jangan segan beradaptasi dengan kebaruan.”
“Mengisi ruang kosong pemerintah, bertindak nyata bukan dengan banyak kata.”
“Pemuda tak sempat jadi anak manis melihat kepongahan terasa begitu sinis.”
“Politik seharusnya soal sehari-hari, memecahkan masalah publik penuh peduli.”
“Negarawan yang taat konstitusi, bukan menyerah pada selera politisi.”
“Kekurangan jangan terlalu dikhawatirkan, selama kepemimpinan berjalan penuh keterbukaan.”
“Sungguh tercela para politisi, yang mengabdi untuk menolong diri sendiri.”
“Kasus misterius dibuka dengan data, mengusik mereka yang berdosa. Membuka jalan agar keadilan tak kandas, asalkan hukum tak dipangkas.”
“Simbol dan panji agama pantang tergadai, terlebih di kemuliaan bulan suci.”
“Jabatan menjadi berhala, ketika penguasa lebih sayang dukunnya.”
“Apalah arti pasangan yang populis, jika di tengah jalan saling mengiris.”
“Kemampuan membaca medan, kecerdikan melihat kesempatan, dibutuhkan di tengah persaingan.”
“Sejarah akan menjadi dogma, andai dibaca dengan cara yang biasa.”
“Rakyat perlu para penegak yang berwibawa, bekerja lurus demi keadilan dengan bangga. Karena kita tidak membayar seragam mereka, hanya untuk menegakkan hukum rimba.”
“Kita mungkin bosan dengan muka yang itu-itu saja, tapi yang muda juga harus kasih bukti yang jelas dan nyata.”
“Pelayanan jadi sapi perah, kewajiban terlacur menjadi hadiah.”
“Selama ini raga koruptor terpenjara, tapi bisnis dan hidup sosialnya lancar jaya. Ada yang salah dalam sistem hukum kita, terutama bobot hukuman dan efek jera.”
“Jika semua sibuk memburu kemenangan, demokrasi tak lebih sekedar barang dagangan.”
“Kebiasaan lama yang sulit berubah, terjadi karena korupsi dan ketamakan dianggap biasa.”
“Ratusan pilkada jangan menjadi sekadar seremoni, suksesi harusnya bukan sekadar arena negosiasi.
“Tidak gampang takluk oleh kegagalan, terus mencipta momen kebangkitan.”
“Peraturan seringkali bisa disiasati namun asas kepatutan dan etika janganlah dikhianati.”
“Nasionalisme bukan slogan mati, tapi pengorbanan kolektif membela visi.”
“Tanpa perubahan cara berpikir, pindah ibu kota hanya pindah masalah.”
“Karena itu jadilah seorang pembaharu, biar orang lain yang ikut meniru. Daripada terus mengikuti tren tanpa henti, sebab hidup bisa habis tanpa diisi.”
“Tidak sekedar memburu kapital, Indonesia lebih butuh solidaritas dan modal sosial.”
“Akhirnya politik menjadi soal modal, rakyat diajarkan memilih yang terkenal.”
“Jika pemimpin tidak harmonis, rakyat juga yang akan teriris.”
“Harta dan tahta, memang dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Perputaran uang, jadi bahan bakar kekuasaan.”
“Kita perlu belajar dari sejarah yang begitu jelas, mangurangi gaduh politik yang kerap tak berkelas.”
“Inspirasi menjadi kunci, agar semua mau berpartisipasi. Bahu-membahu perbaiki negeri, bersama-sama mengabdi tanpa henti.”
“Bukankah melelahkan jika selalu ikut tren, apalagi hanya agar dianggap keren.”
“Pada kaum muda kita menitip masa depan, jangan biarkan jiwa mereka hangus oleh ego dan dendam.”
“Banyak anak muda yang tumbang karena korupsi, mereka lupakan visi dan hanyut pada nikmat duniawi.”
“Karena kita harus berlari cepat, sebelum semuanya jadi terlambat.”
“Membuat publik melek informasi, agar tak mudah termakan fitnah dan caci maki.”
“Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab.”
“Tanah air adalah petak-petak yang harus diolah, tanah air adalah lautan yang harus dibelah.”
“Jika sejarah menjadi guru kebijaksanaan, tokoh sejarahlah yang mengkongkritkan keteladanan.”
“Yang harus dibabat adalah egoisme dan kebencian, yang mesti dirajut ialah solidaritas dan kepedulian.”
“Mereka arungi dua dunia, antara peran & sandiwara, dengan karakter yang sebenarnya.”
“Satu demi satu lembaga amanah reformasi, ditundukkan rayuan korupsi.”
“Tak ada yang tiba-tiba bagi calon pemimpin bangsa, kecakapan bukan salinan genetika.”
“Inilah pengabdian di jalan yang sepi, perjuangan yang sering kali tak bertepi.”
“Semakin menor Jakarta terlihat, logika publiknya sungguh jauh tersesat.”
“Saat pragmatisme menjadi sobat kekuasaan, idealisme yang akan menyemai perlawanan.”
“Waktunya untuk memberi teladan, kekuasaan hanya mulia digunakan untuk pengabdian.”
“Apa arti ijazah yang bertumpuk, jika kepedulian dan kepekaan tidak ikut dipupuk?”
“Disiplin ilmu hanyalah modal pertama, ijazah cuma selembar kertas di atas meja.”
“Dengan jurus transparansi, mereka hadang gerak-gerik para pencuri. Jika atasan berani buka-bukaan, anak buah akan sulit selewengkan jabatan.”
“Tiap orang bisa punya mimpi, tapi tak semua bisa bangkitkan semangat tinggi.”
“Banyak yang ingin jadi bintang di layar kaca, bahkan jadi obsesi dan cita-cita. Padahal tak mudah berperan di depan kamera, harus mengatasi berbagai dilema.”
“Di tanah kita agama dan tradisi saling memberi arti, membuka peluang untuk saling menghargai.”
“Di tengah pusaran kegelapan, kejahatan kerap dimaklumi sebagai kewajaran.”
“Pilkada memang perkara kalah menang namun calon-calon bermasalah janganlah diberi kesempatan.”
“Aparat yang tak dipercaya, memicu ganasnya amuk massa. Lantaran hukum mudah terbeli, membuat siapa saja bisa jadi polisi.”
“Bagaimana mencari pemimpin dengan hemat dan bebas korupsi, di tengah kondisi kepartaian berbiaya mahal tapi miskin legitimasi.”
“Telah berlalu show politik permainan citra, sebab rakyat sudah terlatih memisah dusta dari kata.”
“Hukum yang dibiayai transaksi suap, membuat wajah peradilan begitu gelap.”
“Pemuda hari ini harus turun tangan, berkarya nyata menjawab semesta Indonesia.“
“Saat ketidakadilan merajalela, keberanian menjadi berkah bagi semesta.”
“Kampanye berubah menjadi unjuk harta, rakyat dikerdilkan sebatas suara.”
“Istana bukan cuma di Merdeka Utara, Indonesia juga bukan hanya Jakarta.”
“Bagaimana rakyat bisa percaya hukum, jika sang penegak yang justru melanggar hukum.”
“Relawan ada di barisan terdepan, jika kepentingan rakyat menjadi tujuan.”
“Jakarta kota limpahan ilusi, mimpi-mimpi warga yang tak bisa terbeli.”
“Mari berhenti melihat penderita HIV/AIDS sebagai aib dan nista, mereka layak menyambung hidup & berdaya dengan dukungan kita.”
“Partai hanya aktif menjelang waktu pemilu tiba, warga diajak terlibat hanya 5 tahun sekali saja.”
“Mereka yang dipilih dengan suara, jangan berlagak lupa menggunakan mata dan telinga. “
“Setiap hukum yang dipakai menindas, pengacara seharusnya hadir mewakili tertindas.”
“Saat hukum terbelit begitu mudah, langit keadilan runtuh menimpa si lemah.”
“Demikian cepat dan fananya kekuasaan, betapa suap dan godaan uang telah menghinakan.”
“Buat apa wilayah seluas Sabang sampai Merauke, jika pemudanya kehilangan idealisme.”
“Demokrasi bukan hanya penguasa dan birokrasi yang kuat tapi rakyat yang bebas berserikat.”
“Para pemilih harus diberi kandidat bermutu agar Pilkada tak jadi pesta yang sambil lalu.”
“Bagi rakyat, politik bukan urusan koalisi atau oposisi tetapi bagaimana kebijakan publik mengubah hidup sehari-hari.”
“Hebat memutuskan sosok berkualitas, berani mengabaikan yang tak pantas.”
“Entah bagaimana harus berlaku, setiap pemilu banyak orang yang ragu.”
“Jangan bosan bicara tentang kebenaran, agar demokrasi tak berakhir dengan kesia-siaan.”
“Warga biasa yang sudi terlibat berbuat atas nama solidaritas karena hobi dan minat. “
“Karena memilih lewat Pemilu, bukan seperti melempar dadu. Kita semua yang akan menentukan, nasib Indonesia di masa depan.”
“Menunggu wakil rakyat yang sadar posisi untuk berbakti, tak gampang mabuk jabatan dan materi.”
“Melihat riuh pemilu mengharu-biru, tapi negeri tetap saja terbelenggu.”
“Masyarakat coba dipikat, dengan pencitraan palsu yang merakyat.”
“Setiap hukum yang dipakai menindas, pengacara seharusnya hadir mewakili tertindas.”
“llmu politik ilmu utak-atik, para konsultan menjadi juru taktik.”
“Seumur hidup membebaskan diri dari sistem patriaki, benteng terakhir perlawanan terhadap globalisasi.”
“Gelapnya misteri kejahatan bisa dibongkar ilmu pengetahuan. Forensik dapat menjelaskan yang buram, mengangkat bukti-bukti yang karam.”
“Kebanggaan profesi bukan karena materi, tapi seberapa banyak bisa mengabdi.”
“Pemuda masa silam menggelorakan kehendak bersatu, hari ini rayakanlah Indonesia tanpa ragu.”
“Yang menjadi pena adalah kebaikan, yang menjadi tinta adalah kemanusiaan.”
“Kita adalah anak panah yang harus meluncur, sangat banyak sawah ladang yang mesti dicangkul.”
“Hukum yang ditegakkan dengan retorika, hanya jadi bahan tertawa belaka.”
“Pilkada langsung dan tidak langsung hanya soal cara, mencari pemimpin yang bermutu adalah tujuannya.”
“Inilah pengajaran yang memanusiakan manusia, bukan pendidikan yang mengkerdilkan siswa.” – Najwa Shihab
“Apa gunanya sekolah tinggi-tinggi, jika hanya perkaya diri sendiri dan famili?”
“Politik adalah lautan pragmatisme, kompromi demi kompromi bisa melelehkan idealisme.”
“Pendidikan politik entah ke mana, rakyat hanya untuk diperebutkan suaranya.”
“Kepemimpinan yang gigih bekerja, niscaya hasilkan perubahan yang kasat mata. Mengentaskan persoalan dengan nyata, bukan sekadar bumbu retorika.”
“Zona nyaman selalu menghadirkan ketenangan, tak semua siap menghadapi guncangan.”
“Wajib bagi pemimpin muda politik, bekerja dengan kesadaran publik.”
“Ketamakan & kebodohan sungguh telah menghukumi, mereka yang mabuk kekuasaan & lupa diri.”
“Tak ada orang istimewa di penjara, karena mereka hanyalah narapidana. Walau pernah jadi pejabat, tetap saja statusnya penjahat.”
“Membangun karya dalam sunyi, dengan ikhlas karena cinta pada negeri.”
“Pemimpin tak lahir karena ijazah, tapi oleh kerja keras dan kepedulian yang terus diasah.”Itulah Quotes dari Najwa Shihab atau yang lebih dikenal dengan mbak nana. Semoga menginspirasi kita semua. Quotes tersebut dari berbagai sumber :)